Kamis, 17 Februari 2011

Mengapa Harus Bangga Memiliki Bahasa Indonesia?

Mengapa Kita Perlu Bangga Memiliki Bahasa Indonesia ???
Seorang murid dengan lugunya pernah bertanya kepada saya. Pak, mengapa kita harus berbangga menggunakan Bahasa Indonesia? padahal kan lebih keren menggunakan Bahasa Inggris ato apa ke?. Sebuah pertanyaan yang wajar terucap dari seorang siswa yang sedang menjalani proses pencarian jati diri. Pertanyaan yang terlihat sepele namun terus terngiang di benak saya.

Rabu, 16 Februari 2011

Komunitas Penutur

KOMUNITAS PENUTUR
(SPEECH COMMUNITIES)
Kemampuan komunikasi seseorang bervariasi, setidaknya mampu menguasai bahasa ibu dan berbagai variasi atau ragamnya; dan yang lain mungkin menguasai lebih dari bahasa ibu yang bisa didapatnya dari pergaulan maupun dari hasil pendidikan. Selain itu, dimungkinkan juga seseorang menguasai lebih dari beberapa bahasa bahkan bahasa asing juga. Semua bahasa beserta ragam-ragam yang dikuasai seseoarang disebut verbal repertoir dari orang itu.

Penelitian Eksperimen

Menentukan metode dalam penelitian bukanlah hal yang mudah.  Penelitian apa yang harus digunakan untuk mencoba mengatasi permasalahan yang dihadapi atau ketika ingin menerapkan sebuah metode pembelajaran karena mendapat pencerahan sesudah mengikuti sebuah diklat atau penataran tentang  metode-metode baru dalam pembelajaran. Kita melakukan penelitian dalam rangka meningkatkan prestasi atau hasil belajar peserta didik terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Memahami jenis-jenis penelitian agar dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang muncul, tentulah suatu hal yang bijaksana dan cerdas.   Belum semua guru menguasai berbagai jenis penelitian. Jenis penelitian yang sering digunakan guru dalam mengatasi masalah pembelajaran adalah penelitian tindakan kelas, penelitian deskriptif, penelitian korelasional, dan penelitian eksperimen.
Jenis pendekatan penelitian yang paling tepat dalam membandingkan dua metode pembelajaran terhadap hasil belajar adalah melalui penelitian eksperimen. Apakah penelitian eksperimen itu? Apa tujuannya? Bagaimana cara melakukan peneilitian itu dengan benar?
Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan atau tindakan atau treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dimaksudkan untuk menilai atau membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan metode pemecahan soal) terhadap prestasi belajar menulis pada siswa SMP atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut bila dibandingkan dengan metode pemahaman konsep. Tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai atau diketahui pengaruhnya. Adapun yang dimaksud dengan menilai tidak terbatas adalah mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan sekaligus ingin menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut bila dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.
Apakah perlu kelompok pembanding? Marilah kita renungkan jawaban ini. Di dalam proses yang disebabkan oleh satu macam tindakan atau perlakuan, kita tidak pernah dapat menyatakan bahwa tindakan dan proses itu menghasilkan sesuatu yang lebih baik, kurang baik, dan kita baru dapat menyatakan kalau sudah dibandingkan dengan yang lain. Dari suatu tindakan kita hanya dapat menyatakan bahwa proses yang telah dilalui akan mengakibatkan sesuatu. Gejala itu baru dapat dikatakan lebih baik jika gejala lain menjadi ukuran sebagai pembanding. Oleh karena itu dalam suatu eksperimen ilmiah dituntut sedikitnya dua kelompok, yang satu ditugaskan sebagai kelompok pembanding (control group) sedangkan kelompok lainnya sebagai kelompok yang dibandingkan (experimental group).
Bagaimana cara melaksanakan jenis penelitian eksperimen ini ? Untuk melaksanakan suatu eksperimen yang baik, kita perlu memahami terlebih dahulu segala sesuatu yang berkaitan dengan komponen-komponen eksperimen. Baik yang berkaitan dengan pola-pola eksperimen (design experimental), maupun penentuan kelompok eksperimen dan kontrol, bagaimana kondisi kedua kelompok sebelum eksperimen dilaksanakan, cara pelaksanaannya, kesesatan-kesesatan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen, cara pengumpulan data, dan teknik analisis statistik yang tepat digunakan. Hal itu semua, para peneliti dapat mempelajari, mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan penelitian itu.
Apa itu Penelitian Eksperimen? Menurut Syamsuddin & Vismaia (2006 : 150) Penelitian eksperimen (Experimental Research) adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai  pengaruh suatu perlakuan atau tindakan atau treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda.
Penelitian eksperimental  merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan “Jika sesuatu dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, apakah yang akan terjadi?” Dalam hal ini peneliti memanipulasikan suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan secara sengaja tersebut. Untuk mendapatkan pengaruh yang benar-benar bersih dari faktor-faktor yang tidak diteliti maka peneliti perlu melakukan kontrol yang cermat terhadap kemungkinan masuknya pengaruh faktor lain.
Para peneliti tertarik terhadap  pengaruh perubahan lingkungan, disebut sebagai treatment menuntut desain dengan menggunakan prosedur standar untuk menampung semua kondisi konstan, kecuali variabel (eksperimen) independen. Standardisasi ini memastikan validitas internal yang tinggi (kontrol eksperimental) dalam membandingkan kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol terhadap variabel dependen atau hasil. Artinya, ketika validitas internal tinggi, perbedaan antara kelompok bisa percaya diri dikaitkan dengan pengobatan, sehingga mengenyampingkan hipotesis saingan menghubungkan efek ke faktor-faktor luar. Secara tradisional, peneliti telah memberikan penekanan yang kurang untuk validitas eksternal, yang menyangkut generalisasi temuan untuk pengaturan lainnya, terutama yang realistis. Salah satu tema bab ini adalah bahwa orientasi saat ini dalam teori dan praktik pembelajaran memerlukan penelitian mencapai keseimbangan yang lebih baik antara tingkat validitas internal dan eksternal.
Penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat. Di samping itu penelitian eksperimental juga merupakan pendekatan penelitian yang khas yang ditunjukkan oleh dua hal yaitu pertama, penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh satu variabel terhadap variabel lain dan yang kedua menguji hipotesis hubungan sebab akibat. Ciri utama penelitian eksperimental adalah pengontrolan variabel dan pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen.
Eksperimen-eksperimen yang mencakup tindakan (treatment) dalam situasi dengan tujuan untuk mencapai hasil dan perubahan tertentu, merupakan pengertian umum dan istilah desain eksperimental. Mereka mengemukakan beberapa langkah yang menjadi dasar dari logika desain eksperimental sebagai berikut. Langkah pertama dalam desain eksperimental adalah menerjemahkan perkiraan atau harapan dalam suatu hipotesis menjadi rumusan yang lebih operasional. Setelah operasionalisasi langkah berikutnya adalah penciptaan situasi yang memungkinkan dilakukannya tindakan atau perubahan yang diperlukan. Selanjutnya melalui pemilihan desain yang memadai maka akan diperoleh serangkaian alternatif yang darinya dapat dipilih salah satu atau beberapa diantaranya yang terbaik. Terakhir, seandainya data yang ada sesuai dengan dugaan peneliti maka masih perlu dilakukan pengujian akhir dalam kerangka rancangan agar hipotesis yang tengah diuji itu terbebas dari diskonformasi.
Konsep dasar yang berkaitan erat dengan penelitian eksperimen adalah menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan mengontrol beberapa variabel bebas serta perubahan yang terjadi pada variabel terikat. Untuk mengetahui perubahan tersebut peneliti diharuskan melakukan observasi selama proses eksperimen berlangsung.
JENIS-JENIS PENELITIAN EKSPERIMENTAL
1. Pra – Eksperimental
Rancangan praeksperimental belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. (Sugiyono, 1992:82)
Kadang-kadang sebuah penelitian eksperimental dilakukan tanpa kelompok kontrol. Dalam penelitian ini, kelompok diberikan tes awal sebelum perlakuan eksperimental. Setelah treatment selesai, tes akhir diberikan untuk melihat prestasi. Efektivitas perlakuan pembelajaran diukur dengan membandingkan skor rata-rata tes awal dan tes akhir. Ketika ternyata bahwa skor rata-rata tes akhir secara signifikan lebih tinggi dari skor rata-rata tes awal, maka disimpulkan bahwa perlakuan pembelajaran efektif.
Rancangan  yang termasuk pra-eksperimental adalah sebagai berikut.
a. Studi Kasus Bentuk Tunggal (One-shot Case Study)
Paradigma dalam rancangan eksperimen ini dapat digambarkan seperti berikut.
 X         O
X = Treatment yang diberikan
O = Observasi         
Dalam penyelenggaraan rancangan ini subjek disajikan dengan beberapa perlakuan, hanya tidak terdapat kelompok pembanding dan tanpa skor tes awal.
b. Tes Awal - Tes Akhir Kelompok Tunggal ( The One Group Pretest – posttest)
Apabila pada rancangan nomor a tidak terdapat tes awal, maka pada rancangan ini terdapat tes awal sebelum diberikan perlakuan atau treatment.
 Rancangan ini dapat digambarkan seperti berikut.
 O1       X       02
O1 = Nilai tes awal
X = Treatmen yang diberikan
O2 = Nilai tes akhir setelah diberikan treatment
Kelebihan dari rancangan ini adalah peneliti dapat membandingkan hasil perlakuan yang diberikan, dengan adanya nilai tes awal peneliti bisa membandingkan hasilnya dengan mengobservasi dari nilai tes akhir.
c. Perbandingan Kelompok Statis ( The Static Group Comparison Design )
Pada rancangan penelitian ini terdapat  satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi menjadi dua. Satu kelompok menerima perlakuan sedangkan  kelompok lainnya tidak mendapat perlakuan. Skor tes akhir digunakan untuk mengukur hasil perlakuan. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut. 
X       O1
          O2
X = Treatment yang diberikan
O1 = Hasil pengukuran setengah dari kelompok yang diberikan treatment
O2 = Hasil pengukuran setengah dari kelompok yang tidak diberikan treatment
2.  Eksperimen Murni
Rancangan eksperimen murni sebenarnya melengkapi kekurangan dari rancangan sebelumnya. Dalam eksperimen murni mulai dikenal adanya kelompok kontrol dan cara mengukur perubahan yang muncul dalam kedua kelompok. Rancangan yang termasuk eksperimen murni adalah sebagai berikut.
a. Rancangan Secara Acak dengan Tes dan Kelompok Kontrol ( The Randomized Posttest Only Control Goup Design)
Terdapat dua kelompok dalam rancangan ini. Pemilihan kelompok dilakukan secara acak. Kelompok pertama  menerima perlakuan sedangkan kelompok lainnya tidak mendapatkan perlakuan. Nilai tes akhir menjadi digunakan untuk mengukur hasil perlakuan. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
 R       X       O1
 R                 O2
R = Kelompok rambang
X = Treatment yang diberikan
O1 = Nilai tes Akhir kelompok yang diberikan perlakuan
O2 = Nilai tes akhir kelompok yang tidak diberikan perlakuan

b. Rancangan Secara Acak dengan Tes Awal dan Tes Akhir  dengan Kelompok Kontrol ( The Randomized Pretest - Posttest Control Goup Design)
Rancangan ini merupakan rancangan paling efektif dalam menunjukan hubungan sebab akibat. Rancangan ini melengkapi kelompok kontrol maupun pengukuran perubahan, tetapi juga menyertakan tes awal untuk menilai perbedaan antara dua kelompok. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
 R     O1     X     O2
 R     O3     X     O4
R  = Kelompok rambang
O1 = Tes awal
O2 = Tes akhir
X  = Treatment yang diberikan
O3 = Tes awal
O4 = Tes akhir
Adalah suatu hal yang penting memperlakukan kedua kelompok dengan cara yang sama. Tujuannya adalah untuk mengukur hasil perlakuan terhadap dua kelompok tersebut.
c. Rancangan Secara Acak Empat Kelompok Solomon ( The Randomize Solomon Four Group Design )
Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
 R     O1     X     O2
 R     O1            O2
 R              X     O2
 R                     O2
R = Kelompok rambang
O1 = Tes awal
O2 = Tes akhir
X = Treatment yang diberikan
Terdapat empat kelompok  pada rancangan ini. Dua kelompok diberikan tes awal dan dua kelompok lainnya tidak; satu dari kelompok tes awal diberikan perlakuan dan satu dari kelompok non tes awal diberikan perlakuan. Rancangan ini merupakan kombinasi dari dua rancangan sebelumnya.
d. Rancangan Secara Acak dengan Pemasangan Subjek melalui Tes Akhir dan Kelompok Kontrol ( The Randomize Posttest-only Control Group Design)
Rancangan ini sedikit berbeda dengan rancangan sebelumnya. dalam rancangan ini terdapat pemasangan subjek secara rambang. Peneliti tidak melakukan tes awal. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
 R       X1       O1
 R       X2       O2
R = Kelompok rambang
X = Treatment yang diberikan
O = Nilai tes akhir

e. Rancangan Secara Acak dengan Pemasangan Subjek melalui Tes Awal - Tes Akhir dan Kelompok Kontrol ( The Randomize Pretest-posttest  Control Group Design, using Mathced Subjects)
Rancangan ini hampir mirip dengan rancangan sebelumnya, namun perbedaannya adalah adanya tes awal dalam rancangan ini. Rancangan ini dapat digambarkan seperti berikut.
 R      O1       X1       O2
R       O1      X2       O2
R = Kelompok rambang
O1 = Tes awal
X = Treatment yang diberikan
O2 = Tes akhir

3. Eksperimen Semu
Bentuk rancangan ini merupakan pengembangan dari eksperimen murni  yang sulit dilaksanakan. Rancangan ini memiliki kelompok kontrol, namun  tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Beberapa rancangan yang termasuk eksperimen semu adalah sebagai berikut.
a. Rancangan dengan Pemasangan Subjek melalui Tes Akhir dan Kelompok Kontrol ( The Randomized Postest – only Control Group Design, using Matched Subjects)
Dalam rancangan ini terdapat pemasangan subjek pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol subjek. Peneliti tidak mengadakan tes awal. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
 M       X1       O2
 M       X2       O2 
M = Kelompok penjodohan
X = Treatment yang diberikan
O2 = Tes Akhir
b. Rancangan  dengan pemasangan Subjek melalui Tes Awal – Tes Akhir dan Kelompok Kontrol ( The Randomized Pretest – Posttest Control Group Design, using Mathced Subjects)
Rancangan penelitian ini hampir mirip dengan rancangan sebelumnya, hanya letak perbedaaanya adalah  adanya tes awal dalam rancangan ini. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
 O1       M       X1       O2
 O3       M       X2       O2
M = Kelompok penjodohan
O1 dan O3 = Tes awal
O2 dan O4 = Tes akhir
X = Treatment yang diberikan

c. Rancangan Tiga Perlakuan dengan Pengaruh Imbangan ( A Three Treatment Counter Balanced Design )
Dalam rancangan ini peneliti meneliti tiga kelompok. Semua kelompok diberikan perlakuan dan hanya ada tes akhir dalam rancangan ini. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
 M       X1       O1
 M       X2       O2
 M       X3       O3
   M = Kelompok penjodohan
X = Treatment yang diberikan
O = Tes akhir
d. Rancangan Rangkaian Waktu ( A Basic Time Series Design )
Rancangan ini secara aktual merupakan suatu ketelitian dari rancangan satu kelompok pretest-postes. Satu kelompok diberikan tes awal berulangkali, diberikan perlakuan kemudian diberikan tes akhir berulangkali. Peneliti akan lebih yakin terhadap keefektifan perlakuan yang diberkan jika skor yang muncul juga meningkat. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
 O1     O1     O1     X     O2     O2     O2
e. Rancangan Faktorial ( Factorial Design )
Rancangan ini melibatkan dua atau lebih variabel bebas dan sekurangnya satu yang dimanipulasi oleh peneliti. Pada dasarnya rancangan ini merupakan elaborasi dari rancangan eksperimen murni. Istilah faktorial mengacu pada fakta bahwa racangan tersebut memiliki beberapa faktor dan setiap faktor memiliki dua atau lebih tingkatan.
Tujuan dari suatu rancangan faktorial adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel eksperimen dapat digeneralisasikan melalui semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah efek tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol.
Kesimpulan
Dalam penelitian,  pemecahan masalah dilakukan secara objektif , sistematis, mengikuti prosedur, menggunakan metode yang tepat dan mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku.
Pemilihan metode yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap hasil dari penelitian tersebut. Salah satu metode yang digunakan adalah metode eksperimental. Hakikatnya penelitian eksperimental diharapkan mampu menjawab hubungan kausalitas atau sebab akibat. Melalui treatmen atau perlakuan yang diberikan terhadap subjek kemudian peneliti mampu melihat hasil dari perlakuan tersebut melalui serangkaian tes akhir yang diberikan.
Penelitian eksperimen merupakan jenis penelitian yang dapat dilaksanakan oleh guru di samping penelitian tindakan kelas. Kalau dilakukan dengan hati-hati dan cermat, besar kemungkinan mendapatkan kepuasan tersendiri, baik dalam bidang akademik maupun ilmu pengetahuan yang diperoleh. Untuk itu mempelajari berbagai jenis penelitian sangat penting dalam mengantarkan guru dalam meningkatkan atau mengembangkan profesinya secara nyata dalam menghayati berbagai masalah yang dihadapi sehari-hari di kelas. Dengan penguasaan penelitian eksperimen akan dapat melengkapi tugas guru dalam upaya mengantarkan para siswanya untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.

Ezmir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Mahsun, M S. 2007. Metode Penelitian Bahasa : Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Millan dan Schumacher. 2001. Reaserch in Education : A Conceptual Introduction. New York & London:Logman.

Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D ). Bandung:Alfabeta.

Sukardi. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.

Syamsuddin A.R dan Vismaia S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung:Rosda Karya.

Syaodih S.Nana. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosda Karya.

Ilmu dan Pengajaran Sastra

            Sastra bukanlah suatu benda  yang kita jumpai, sastra merupakan sebuah nama yang dengan alasan tertentu diberikan kepada sejumlah hasil tertentu dalam suatu lingkungan kebudayaan. Teeuw  (2003 : 19) mengemukakan bahwa ilmu sastra sangat berbeda dengan cabang ilmu lain, karena objek utama dalam penelitiannya tidak tentu. Usaha untuk memberikan batasan yang tegas mengenai sastra dengan berbagai pendekatan, sejauh ini tidak memberikan hasil yang memuaskan karena umumnya hanya menekankan pada satu atau beberapa aspek saja, sehingga definisi tersebut hanya berlaku untuk sastra tertentu dan tidak mencakup sastra keseluruhan.