Senin, 04 April 2011

Mind Map

MIND MAPPING
(PEMETAAN PIKIRAN)
Einstein pernah mengatakan “Di dunia ini ada dua hal yang tidak terbatas, yaitu alam semesta, dan otak manusia”. Pernyataan Einstein tersebut menginsyaratkan bahwa kemampuan otak manusia pada dasarnya luar biasa, bergantung bagaimana otak tersebut digunakan oleh penggunanya.
Pernahkah kita mengenal istilah mind map? Istilah tersebut pertama kali dilontarkan oleh seorang ahli pembelajaran Toni Buzan. Sebelum saya mencoba membahas mind map, ada baiknya saya mencoba memberikan gambaran peta mental otak manusia.

Secara mental, otak kita dibagi menjadi dua bagian atau hemisver. Masing-masing hemisver tersebut memiliki karakteristik dan intensitas fungsi yang berbeda. Hemisver kanan berhubungan dengan hal-hal seperti kreatifitas, konseptual, seni, warna, gambar, emosi, imajinasi, dsb. Contoh kongkretnya apabila anda sedang melamun atau anda sedang bermain musik maka anda ketika itu sedang menggunakan otak kanan. Hemisver kiri berhubungan dengan hal-hal seperti bahasa, angka, logika, urutan, analisis, dsb. Apabila anda sedang menghapal materi pelajaran atau melakukan perhitungan maka anda sedang menggunakan hemisver kiri.
Lantas bagaimana pembelajaran yang selama ini dilakukan di sekolah-sekolah?. Apabila kita perhatikan kebanyakan sekolah-sekolah (termasuk di sekolah saya) masih memaksakan pembelajaran yang menuntut siswa hanya menggunakan otak kiri saja. Mereka dipaksa untuk menghapal atau menghitung.
Sekolah sangat jarang sekali mengajak siswanya untuk menggunakan otak kanannya, padahal kreatifitas ada di otak kanan, sehingga secara otomatis kemampuan ingatannya akan menjadi lebih panjang karena otak kiri memiliki daya tahan ingatan lebih pendek dibandingkan otak kanan.
Apabila anda masih kurang percaya kemampuan ingatan otak kanan lebih panjang, saya akan mencoba memberikan sebuah contoh kongkret. Apabila anda bertemu dengan seorang yang baru anda kenal, kemudian dia mengatakan bahwa namanya Anton. Suatu saat ketika anda bertemu kembali dengannya yang pertama akan anda ingat apakah Anton (namanya) ataukah bentuk wajahnya?. Pasti yang pertama akan anda ingat adalah wajahnya dibandingkan dengan namanya?
Contoh lainnya adalah tanyakan pada diri anda sendiri bagi yang sudah dewasa, apakah anda masih ingat pelajaran-pelajaran IPA anda sewaktu anda kelas 1 SMP? Ataukah anda lebih mengingat kisah cinta monyet anda sewaktu anda kelas 1 SMP?. Saya yakin jawaban anda adalah kisah cinta monyet anda, karena kejadian tersebut berhubungan langsung dengan emosi di otak kanan anda, dan itu menandakan bahwa otak kanan anda memiliki kemampuan ingatan yang lebih tahan lama.
Di atas telah dibahas, kebanyakan sekolah hanya melatih kemampuan otak kiri siswa. Siswa dipaksa menghafal dan menghafal. Satu minggu menjelang ujian mereka mati-matian menghafal. Satu bulan setelah ujian mereka sudah melupakan hasil hafalan mereka.
Saya sering mendengar keluhan baik dari sesama pengajar maupun dari murid saya sendiri. Mereka mengeluh tentang cara pembelajaran  yang mereka terima selama ini. Guru hanya menekankan pada materi-materi yang memaksa siswa menggunakan otak kiri saja. Entah karena mereka tidak faham atau mereka faham namun masih malas untuk menggunakannya.
Seorang pakar pembelajaran Dr. Toni Buzan memperkenalkan mind map atau pemetaan pikiran. Melalui mind map otak kita belajar dengan keseimbangan di bagian otak kanan maupun kiri. Mind mapping adalah cara efektif dan kreatif yang akan membantu memetakan peta pikiran kita. Selain mind map dipandang efektif, mind map juga sangat sederhana. Anda hanya membutuhkan kertas kosong, pena, pensil warna, otak, dan imajinasi.
Lantas mungkin anda akan berpikir seperti apakah mind mapping itu?
Mind map memiliki elemen-elemen penting didalamnya. Elemen tersebut terdiri dari pusat peta pikiran, cabang utama, cabang, kata, gambar, dan warna. Saya akan mencoba memberikan pemaparan singkat elemen-elemen tersebut.
1. Pusat peta pikiran
Pusat peta pikiran adalah ide utama yang akan anda tulis. Tuliskan ide tersebut di tengah kertas anda untuk memudahkan imajinasi anda dalam pemetaan selanjutnya. Gunakan gambar serta warna yang menarik bagi anda, karena warna dan gambar akan merangsang kinerja otak kanan anda.
2. Cabang utama
Cabang utama adalah cabang yang langsung memancar dari pusat peta pikiran. Dalam praktiknya, misalnya, anda sedang merangkum sebuah buku, cabang utama ini adalah sub-sub judul dari buku tersebut. Kembangkan imajinasi anda ketika membuat cabang utama ini, dengan memberikan garis yang melengkung misalnya atau dengan memberikan warna yang sesuai dengan keinginan anda, atau dengan memberikan gambar yang tentu saja ada kaitannya dengan cabang tersebut.
3. Cabang
Cabang merupakan bagian dari cabang utama. Anda dapat membuat garisnya ke semua arah. Begitu pula apabila ada cabang lain dari cabang tersebut, serta jangan lupa bubuhkan warna dan gambar, usahakan agar warna cabang berbeda dari cabang utama ataupun pusat peta pikiran.
4. Kata
Setiap cabang memiliki satu kata kunci, meskipun pada praktiknya tidak setiap cabang harus dibubuhi kata kunci.
5. Gambar
Tidak ada aturan yang baku untuk pemberian gambar dalam mind map. Gambar tersebut sangat subjektif. Pemberian gambar bergantung selera serta kreatifitas anda. Gambar ini dimaksudkan agar otak kanan anda mampu bersinergi dengan otak kiri anda.
6. Warna
Bubuhkan warna semenarik mungkin. Semakin menarik warna tersebut semakin anda akan sangat mudah untuk menangkap maksudnya serta tentu saja anda akan semakin menyenagi mind map tersebut.
Selamat mencoba!!!
Berikut contoh gambar Mind map
 

2 komentar:

  1. saya mendukung bila penerapan pendekatan mind maping dilakukan untuk mengajarkan cara siswa belajar. Ingat siswa perlu menyadari cara mereka belajar, selama ini siswa hanya mengikuti perintah atau saran dari guru. Seharusnya mereka menikmati pelajaran karena mereka tahu cara belajar dan menghayati dunia belajar mereka. saya kira mind maping perlu sekali dipahami guru untuk dituarkan kepada siswa.

    BalasHapus
  2. sepakat papuj, saatnya guru-guru untuk open mind cobalah terus berkreasi untuk kesuksesan anak didik kita.

    BalasHapus