Jumat, 04 Maret 2011

Studi Kasus

Studi Kasus
(Case Study)
Menurut Norman dan Lincoln (2000:313) Studi kasus termasuk bagian dari metode ilmiah. Studi kasus bisa menjadi pendekatan keilmuan untuk mengkaji kebijakan publik dan refleksi tentang pengalaman manusia. Sejalan dengan Norman dan Lincoln, Bogdan dan Bikien (1982) memberikan pengertian studi kasus adalah pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.
         
Sementara, Ary, Jacobs, dan razavieh (1985) menjelaskan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalam. Para peneliti menemukan semua variabel yang dianggap penting.
          Berdasarkan batasan-batasan tersebut  dapat difahami bahwa studi kasus fokus penelitiannya berupa manusia, peristiwa, latar, atau dokumen, yang ditelaah secara mendalam dengan kesungguhan untuk meghasilkan sebuah penggambaran yang mendetail.
          Sebuah kasus bisa sederhana atau rumit. Kasus itu sendiri bisa berupa anak, satu ruang kelas anak-anak, atau mobilisasi para peneliti untuk meneliti kondisi kanak-kanak. Durasi untuk penelitiannya ini bisa lama ataupun singkat, namun yang pasti, selama kita meneliti kasus tersebut berarti selama itu pula kita telah melakukan studi kasus.
          Peneliti yang berbeda tentu memiliki tujuan-tujuan yang berbeda pula ketika mengkaji suatu kasus. Agar selalu ingat dengan perbedaan ini, ada baiknya saya mencoba memberikan gambaran atau identifikasi studi kasus menurut Norman dan Lincoln (2000:301)
a.  Studi kasus intrinsik (intrinsic case study)
          Jenis ini ditempuh oleh peneliti yang ingin lebih memahami sebuah kasus tertentu.  Jenis ini ditempuh bukan karena suatu kasus mewakili kasus yang lain atau karena menggambarkan suatu sifat (problem) tertentu, namun karena, dalam seluruh aspek kekhususan dan kesederhanaanya, kasus itu sendiri menarik minat. Tujuanya bukan untuk memahami konstruk abstrak atau fenomena umum tertentu, seperti melek huruf, gejala penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja, atau apa yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru. Tujuan selanjutnya adalah bukan untuk merumuskan teori.
b. Studi kasus instrumental (instrumental case study)
          Jenis ini digunakan untuk meneliti suatu kasus tertentu agar tersaji sebuah perspektif tentang isu atau perbaikan suatu teori. Dalam hal ini, kasus tidak menjadi minat utama. Kasus seringkali dicermati secara mendalam, konteksnya dikaji secara menyeluruh, dan aktivitas kesehariannya diperinci, namun karena inilah kita terbantu dalam mengungkap motif-motif eksternal dari suatu kasus.
          Suatu kasus bisa dipandang sebagai sebuah gambaran tipikal bagi kasus-kasus lain, atau justru  tidak. Pemilihan suatu kasus berdasarkan minat kita terhadap kasus-kasus lainnya.
c.  Studi kasus kolektif (Collective case study)
         Apabila seorang peneliti merasa kurang tertarik mengkaji suatu kasus tertentu, dia dapat meneliti beberapa kasus secara bersamaan agar dia bisa meneliti fenomena, populasi,atau kondisi umum. Jenis ini bukan berarti mengkaji suatu kasus secara kolektif, namun lebih sebagai pengembangan dari studi instrumental ke dalam beberapa kasus.

2 komentar:

  1. Artikel ini berhubungan dengan rencana thesis saya, terima kasih sudah menerbitkannya.. ditunggu artikel-artikel lainnya

    BalasHapus
  2. terima kasih telah berkunjung kesini, keep writing!

    BalasHapus